Cerpen

Senin, 19 September 2011

KERANGKA CERPEN

Tema              Percintaan
Judul              :  Menyerah Pada Sang Cinta
Penokohan
a. Anna                    : Baik, sabar, bertanggung jawab
b. Mama Anna          : Perhatian terhadap anaknya
c. Iva                       : Egois, kurang memahami perasaan wanita
d. Imam                   : Baik hati, penyayang, perhatian
e. Mbok Sity             : Mau bersyukur dengan yang telah ia dapatkan
f. Mang Agil              : Disiplin
Alur                Alur Pembayang                        
Tahap Tahap Alur
1.       Tahap Pengenalan
Ø Ada seorang anak perempuan yang namanya Anna
Ø Dia adalah wanita yang sangat cantik dan baik hati
ØAnna mempunyai ibu yang bernama Bu Ratih, dan ayahnya Bp
Jarkop
Ø Dia juga mempunyai pacar yang bernama Ivan
ØAnna mengikuti bimbingan belajar di salah satu bimbingan
belajar di Boyolali yakni Newtron
Ø Ada seorang pemuda lusuh yang bekerja sebagai tukang cat
2.       Tahap Cerita Mulai Bersangkut Paut
Ø Anna terburu – terburu pergi ke tempat lesnya
Ø Ibunya sudah menunggu untuk makan pagi
Ø Anna menolak karena sudah kesiangan
ØIbu Ratih bangga dengan Anna karena sifat & sikapnya mirip 
dengannya
ØSetelah sampai di tempat lesnya, dia segera berlari
karena sudah hampir terlambat
3.       Tahap Konflik
  gØ Anna Menabrak seorang pemuda yang sedang mengecat pintu
  aØ Pemuda itu terkena tumpahan cat
  aØ Anna meminta maaf
  aØ Anna akan memberi ganti rugi
  aØ Pemuda itu menganggap bahwa kejadian itu kesalahannya sendiri
4.       Tahap Klimaks
Ø Ivan mengajak Anna kencan, tapi ditolak
ØAnna merasa capek sekali, seluruh tubuhnya meriang, suhu
tubuhnya naik, matanya mulai berkunang kunang
Ø Anna pingsan
Ø Kemudian pada waktu bangun dia sudah berada di rumah sakit
ØAda seorang laki-laki yang ikut menemani Anna, namun
penampilannya kumal
Ø Anna kebingungan
Ø Ternyata pemuda itu adalah orang yang ditumpahinya cat
Ø Pemuda itu memberi sebuah buku
Ø Pemuda itu pamit dan mendoakan Anna supaya cepat sembuh
Ø Anna membaca buku itu, dan dia merasa tersindir oleh isi buku 
   itu Kalau dilihat dari sisi kehidupannya
Ø Anna telah jatuh cinta
5.     Tahap Antiklimaks
  aØ Anna selalu terbayang bayang pemuda itu
  aØ Dia melamunkan Pemuda itu
  aØ HP-nya berbunyi, ternyata pemuda itu yang menelpon, namanya
          Imam
  aØ Imam menyatakan cinta kepada Anna
  aØ Anna kaget dan kembali pingsan
  aØ Dia bermimpi soal pemuda itu
  aØTiba tiba Anna keluar dari kamar dan pergi ketaman, ternyata 
S        sudah ada sang pujaan  hati
  aØ Mereka pun terikat dalam kasih

‘MENYERAH PADA SANG CINTA’

Anna datang dengan nafas tersengal – sengal. Terburu buru karena 20 menit lagi dia sudah harus pergi ke Newtron untuk mengikuti les. Belum sempat dia mengambil jeruk kesukaannya, ibunya sudah menyambutnya dengan senyum. Ibunya menyuruh agar anna makan pagi dahulu. Tapi anna menolak, karena dia harus secapatnya bergegas ke Newtron. Anna buru – buru ke kamarnya, sebuah kamar yang tidak terlalu luas tetapi tertata sangat rapi, disana sini berjejeran piala dan penghargaan atas semua prestasinya selama ini. Kamar itu dicat warna biru, warna kesukaannya. Dia sangat cinta pada ibunya, memang cerewet tapi Anna tahu bahwa itu semua demi kebaikan Anna sendiri. Setelah cuci muka, langsung dia ganti baju. Dia pun segera turun dan berpamitan pada ibunya.
Anna segera menuju mobil yang sejak dari tadi menunggunya. Mang Agil sopir pribadinya sudah dari tadi menunggu di garasi. Bu Ratih, ibunya Anna, geleng geleng kepala. Dia bangga sekali punya anak gadis seperti Anna, seorang gadis yang sangat aktif dan sangat pandai, tidak suka macam – macam, dan yang lebih membuat bangga lagi anak gadisnya itu cantik sekali yang mengingatkan Bu Ratih akan masa mudanya dulu. Banyak sekali pemuda yang mengiba/mengharap cintanya, dan sering dia berkaca untuk melihat kecantikannya yang rupanya telah banyak berpindah ke anaknya. Sampai didepan Newtron, Anna segera membuka pintu mobil dan langsung berlari menuju ruang kelas. Gedubraakkkkkk....!!!!! Anna menabrak seorang pemuda yang sedang mengecat pintu masuk, bak berisi cat itu pun ngga karukaruan mewarnai baju yang dipakai pemuda itu, belum lagi tumpahan yang berserakan di lantai. Anna pun meminta maaf kepada petugas itu. "Perlu saya ganti berapa Mas atas cat sama bajunya Mas yang rusak gara gara saya, maaf sekali lagi! “Ini kartu nama saya dan Mas telpon saya ya, ntar saya datang ke tempatnya Mas untuk mbayar ganti rugi, maaf saya musti pergi sekarang karena sudah hampir mulai". Namun petugas itu tidak marah, melainkan dia dengan senyuman sambil sedikit bercanda dan memaafkan si anna.
Anna mempunyai pacar, namanya ivan. Kriiiiiiiiinggggggggg........!! "Non Anna, telpon dari Den Ivan...!!!!!" suara Mbok Sity dari kamar tamu. "Ya Mbok, terima kasih ya." Mbok Sity tersenyum, sungguh dia begitu senang bekerja di keluarga itu, dia diperlakukan sangat manusiawi, tidak seperti teman - temannya pembantu yang lain. Si Denok, teman mainnya sejak kecil yang ikut merantau ke Jakarta, sering dimarahi sama majikannya, sering dibentak bentak, itupun setiap bulannya gajinya sering ditunda tunda. "Sayang, ntar malem pergi ke Kemiri Cafe yuk...?" jauh dari telepon suara Ivan, pacar si Anna. "Mmmmhhh, bukannya aku nggak mau, tapi aku capek sekali, lain kali aja ya..." Anna merasa seluruh tubuhnya meriang, suhu tubuhnya naik, matanya mulai berkunang kunang... "Tapi sayang, kamu dateng dong... soalnya aku udah janjian ngenalin kamu ke teman temanku, aku kan malu kalau kamu nggak dateng." Praakkkk... suara telpon jatuh, Anna pingsan dan terjatuh di lantai.
Keesokan harinya Anna terbangun dan mendapati dirinya sedang di rumah sakit, ada papa dan mamanya, dan ada satu lagi pemuda kusut yang langsung tersenyum ketika mata Anna menoleh ke dia. Senyum pemuda itu, oh senyum yang begitu damai, walaupun  penampilannya kumal tapi Anna tidak tahu kenapa dia merasa dalam hatinya bahwa pemuda ini bukanlah orang yang jahat. Setelah cukup lama termangu, Anna lambat laun ingat. Ini adalah pemuda yang kemarin ditumpahin cat, yang baju dan celananya amburadul karena cat itu belepotan di seluruh tubuhnya. Anna tak begitu peduli, pemuda ini masih orang asing bagi dia. "Mah, kenapa Anna di sini...?" Anna mulai membuka pembicaraan dengan mamanya. "Kamu kecapaian sayang, dan kamu kemarin bertengkar dengan Ivan, mungkin kamu terlalu memikirkannya."
"Terus dimana Ivan..?".
"Dia tidak mau kemari, dia masih marah sama kamu barangkali.."
 "Oh ya, Mas ini katanya punya urusan sama kamu, dia tadi malem telpon tapi kamu sudah di rumah sakit, jadi mama suruh saja datang ke rumah sakit." Anna segera menoleh ke pemuda lusuh itu.
"Maaf ya Mas, berapa harus saya ganti atas kesalahan saya kemarin..?." "Itu bukan kesalahan kamu kok, saya datang ke sini justru untuk meminta maaf karena kejadian kemarin, dan ingin menjenguk kamu semoga kamu cepat sembuh"
"Tapi Mas, biarlah saya ganti kerugian kemarin, tidak apa apa kok." "Terima kasih sekali, tapi memang benar saya tidak dirugikan, saya malah bersyukur bisa kenal sama kamu dan keluargamu, ini ada buku kecil untuk kamu baca selama di sini."
Veronika decides to die....*, sekilas Anna melihat judul buku kecil itu, pikiran Anna sudah macam macam, wong baru sakit begitu saja kok sudah dikasih buku tentang kematian, wah kurang ajar juga pemuda ini. Tapi dia tidak berani bilang, jangan jangan....
"Terima kasih ya Mas."
"Semoga cepat sembuh ya, jangan lupa berdoa pada Allah, saya pergi dulu, saya ada kuliah sebentar lagi, Assalamu’alaykum." Pemuda itu ngeloyor pergi dengan senyumnya...
Anna merasa bosan sekali, sudah sehari semalam dia di rumah sakit. Tidak ada yang memperhatikannya sama sekali kecuali mama dan papanya. Ivan memang benar benar marah karena kejadian malam itu, buktinya sampai sekarang sama sekali belum ada telpon dari dia. Dia teringat pada buku kecil yang dikasih pemuda lusuh itu tadi pagi, perlahan dia membukanya.
Veronika, ..... seorang gadis yang punya segalanya, gadis kaya raya dan cantik, gadis pujaan para pemuda, tapi suatu saat dia bosan dengan semuanya itu, karena semua itu tidak membahagiakan dia, batinnya masih kosong. Kemudian Anna pun berfikir fikir,  kalau buku itu cukup bagus. "Bagus juga buku ini" pikir Anna. Dia merasa disindir, walau tidak semua dalam buku ini cocok dengan situasinya, batinnya tidak kosong seperti Veronika, dan dia tidak ingin mati seperti Veronika, Anna masih ingin banyak berbuat bagi manusia dam kemanusiaannya di dunia ini, tapi ada beberapa yang membuat dia berpikir semalaman. Mengapa pemuda itu begitu perhatian dengan Anna, di saat pacarnya sendiripun tidak perhatian dengan dia..?. Anna pun selalu terbayang bayang dengan senyuman pemuda itu. Anna telah jatuh cinta, tanpa alasan mungkin. Karena pemuda itu sama sekali tidak ganteng, pemuda itu lusuh, pemuda itu hanyalah pemuda biasa. Tapi caranya memperlakukan wanita, cara dia bicara, cara dia tersenyum. belum sempat dia menyelesaikan lamunannya HP-nya berbunyi.
"Assalamu alaykum Anna.."
"Waalaykum salam, dengan siapa ya...?
Anna bingung, suara orang yang tak dikenalnya di ujung sana, rupanya di telepon umum atau di wartel karena latar belakang suaranya ribut seperti kendaran bermotor dan orang bincang bincang.
"Dengan pemujamu, aku Imam yang tadi ngasih kamu buku."
"Oh Mas ya...."
"Udah baikan...?"
"Alhamdulillah, anyway thanks bukunya ya..."
"Sama sama, mmhhhh....aku mau ngomong sesuatu semoga kamu nggak marah...."
"Ngomong apa Mas..?".
"Aku telah jatuh cinta denganmu, aku tahu aku bukan siapa siapa, aku sudah cukup bahagia bertemu denganmu, syukur jika engkau terima, jika tidakpun aku bisa menerima". Seperti petir menyambar ubun ubun Anna, lidahnya seperti tertekuk tekuk , tak tahu harus bicara apa..... Anna pingsan lagi....
Dalam pingsannya, Anna duduk berdua dengan pemuda itu di taman penuh bunga bunga indah musim semi, berlatar belakang kincir angin. Tidak ada siapapun di sana kecuali mereka berdua. Semilir angin menghubus suasana yang sunyi. Anna pun seolah olah olah menjadi seorang ratu yang mabuk kepayang. Setelah bangun, anna keluar dari kamar rumah sakit dan mencari bayang bayang pemuda itu. Ternyata pemuda itu sudah menunggu ditaman dan membawakan sekuntum bunga mawar untuk diberikan kepada Anna. Dan mulai saat itu mereka jadian.

0 komentar:

Posting Komentar